Perkembangan Epidemiologi
Dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian dalam epidemiologi, yang dulunya lebih menekankan kepada penyakit menular ke arah masalah-masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial, ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan masyarakat.
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:
1. Epidemiologi Penyakit Menular
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5. Epidemiologi Kesehatan Kerja
6. Epidemiologi Kesehatan Darurat
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8. Epidemiologi Perencanaan
9. Epidemiologi Prilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi Gizi
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Demografi
14. Epidemiologi Klinik
15. Epidemiologi Kausalitas
16. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
17. dan sebagainya.
Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menuntut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga semakin meningakat.
Pergeseran ini pula yang menyebabkan pergeseran pengertian/definisi dalam epidemiologi, yang tadinya hanya menekankan pada penyakit-penyakit menular, yang meliputi pencegahan, pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau sekelompok manusia yang menyangkut frekuensi, distribusi masalah kesehatan dan fektor-faktor yang mempengaruhinya.
Peranan Epidemiologi
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan. Analisis-analisis data kesehatan tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan kesehatan. Namun, ada sebuah pertanyaan yang menjadi penting dalam proses perencanaan kesehatan ini. Perencanaan kesehatan, perlukah itu? Tentu ini bukan sebuah pertanyaan tapi tantangan membuat dua kata itu lebih berfungsi dan diindahkan. Selama ini rencana tinggal rencana tanpa ada indikator yang jelas dalam mencapai sebuah makna kemajuan. Seolah-olah cenderung hanya untaian kata yang tertulis legal di sebuah dokumen dan hanya dibuka saat ada perdebatan yang cenderung menguras segelinang energi yang tetesannya keluar sia-sia. Perencanaan kesehatan yang betul-betul berdasarkan realitas, itulah kemaknaan yang sebenarnya.
1. Perencanaan Kesehatan
Perencanaan kesehatan perlu untuk dipikirkan ketepatan strateginya. baik dalam pelayanan promosi, preventif dan dari segi kuratif dan rehabilitatifnya. Semua orang yang terlibat dalam perencanaan kesehatan seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh rakyat yang sebenarnya. Agar teori dan kenyataan dilapangan dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Proses perencanaan kesehatan tidak terlepas pada isu strategis. Dimana terdapat beberapa komponen penting dalam mendukung terlaksananya program perencanaan kesehatan. Maka epidemiologi memiliki peran strategis untuk menetapakan sebuah kebijakan kesehatan yang termaktub dalam program-program kesehatan.
2. Epidemiologi Perencanaan
Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan Surveilans epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko. Berdasarkan pengamatan kita sehari-hari, pencatatan dan pelaporan yang mempunyai nilai strategis relatif belum optimal yang diakibatkan dari under recorded & reported, tidak tepat waktu, tidak adekuat, termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat – Propinsi – Kab/Kota – Puskesmas tidak dilakukan secara baik dan tidak mempunyai mekanisme reward danpunishment.
Surveilans adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data epidemiologis (untuk masalah kesehatan tertentu secara teratur dan terus menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi, analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi epidemiologis yang dapat dipakai oleh pihak yang membutuhkannya sebagai bahan untuk perencanaan atau tindakan maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002).
3. Perencanaan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka pemerintah, masyarakat serta bebagai elemen berpartisipasi dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu bentuk dukungan tersebut dapat terlihat dukungan pemerintah dengan memberikan prioritas yang tinggi dalam peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan untuk rakyat. Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai peningkatan dan perbaikan atas sistem, kebijakan, program sampai dengan layanan yang dilaksanakan pada tingkat masyarakat.
4. Perkembangan Epidemiologi Perencanaan
Pemerintah, dalam hal ini Depkes, telah menetapkan prioritas pembangunan sektor kesehatan. Pertama adalah pemerintah benar-benar ingin meningkatkan pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak. Kedua, meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin. Revitalisasi puskesmas, posyandu, kegiatan seperti pekan imunisasi, dihidupkan kembali di pedesaan dan hasilnya positif, termasuk pemberian asuransi kesehatan untuk masyarakt miskin agar mereka memiliki akses di dalam upaya pelayanan kesehatan bagi mereka.
Dalam mendukung upaya tersebut di perlukan sejumlah langkah ke depan untuk terus meningkatkan mutu dan jumlah tenaga kesehatan, baik paramedis, dokter maupun dokter-dokter spesialis baik melakukan pendidikan, pembinaan, dan pembinaan karier
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Inisiatif yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan telah lama dilakukan. Berbagai upaya kesehatan berbasis masyarakat banyak didirikan, antara lain dalam bentuk Posyandu yang berjumlah 2622 yang terdiri dari 49,12% Posyandu Pratama, 35,85% Posyandu Madya, 13,58% Posyandu Purnama, dan 1,45% Posyandu Mandiri, Pondok bersalin desa (Polindes) 77, Pos Obat Desa (POD) 194, Taman Obat Keluarga (TOGA) 25070, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) 66, tapi pemberdayaan masyarakat dalam bentuk Warung Obat Desa belum ada. Pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat yang lebih luas dalam mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan yang terjadi selama ini belum terkoordinasi dengan baik, sehingga hasilnya menjadi kurang optimal. Disamping itu upaya menggerakkan partisipasi masyarakat yang dilakukan selama ini juga masih sebatas mobilisasi, sehingga tidak dapat menjamin keberlangsungannya. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan pula dalam berbagai bentuk, seperti Gebrak Malaria, Gerakan Sayang Ibu (GSI), Gerakan Terpadu TB-Paru dan lain- lain.
Epidemiologi mempunyai peranan yang penting dalam proses pengambilan keputusan, hal ini karena epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan.. analisis-analisis data tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan. Epidemiologi dalam tataran pengatur kebijakan untuk melakukan suatu proses perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni :
1) Tersedianya dokumen sebagai penguat data bagi semua stake holder yang terlibat dalam dunia kesehatan. Serta adanya telaah kebijakan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi bagi kebijakan yang telah ditetapakan dalam bentuk perundang-undangan agar komitmen terhadap peningkatan kesehatan dapat terwujud.
2) Mampu mempertajam analisis perencanaan kesehatan salah satunya dalam bentuk proses tanya jawab pada stake holder yang terlibat dalam kesehatan.
3) Berpikirlah general atau makro untuk mendapatkan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang kita hadapi, namun berpikir mikro dan detail tetap kita butuhkan. Kapasitas dan kompetensi kita sebagai para profesional di bidangnya menuntut kita harus mampu menangkap dan mendeteksi sekecil apapun potensi masalah dan mencarikan solusi pemecahannya. Walaupun di dalam implementasinya kita harus bertindak strategis sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki.
Comments
Post a Comment