Tokoh-tokoh dalam Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi sudah cukup lama dikenal ataupun
diperkenalkan dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Ada beberapa orang terkenal
yang telah mematok sejarah penting dalam perkembangan epidemiologi.
1.
Hippocrates (460
BC-377 BC)
Dia dianggap sebagai ‘The First Epidemiologist’,
ahli epidemiologi pertama di dunia karena dialah yang pertama mengajukan konsep
analisis kejadian penyakit secara rasional. Pikiran-pikirannya dituliskan dalam
tiga bukunya: Epidemic I, Epidemic II, dan
On Airs, Waters, and Places. Dalam
bukunya ini diajukanlah konsep tentang hubungan penyakit dengan faktor tempat
(geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan perumahan. Dia yang
memperkenalkan istilah epidemi dan endemi. Dalam kaitannya dengan penyebab
penyakit, Hippocrates mengatakan postulatnya bahwa ada empat jenis cairan yaitu
phlegm, blood, yellow bile and black bile.
Ketidakseimbangan antara empat faktor ini menyebabkan timbulnya penyakit.
Konsep ini banyak dipengaruhi oleh pikiran Greek.
2.
Galen (129-199)
Ahli bedah tentara Romawi ini sering dianggap
sebagai the Father of Experimental Physiology. Dia mengajukan konsep bahwa
status kesehatan berkaitan dengan ‘temperament’.penyakit berhubungan dengan personality type dan lifestyle factors.
3.
Thomas Sydenham
(1624-1689)
Orang Inggris ini sering dipanggil “English Hippocrates” karena
pernyataannya yang menghidupkan kembali konsep Hippocrates di tanah Inggris dan
menambahkan pentingnya merinci konsep faktor lingkungan (atmosfer) dari
Hippocrates. Kalau Hippocrates dianggap sebagai Epidemiologist Pertama, justru
Sydenham dianggap sebagai the Father of
Epidemiology
4.
Antonie van
Leeuwenhook (1632-1723)
Leeuwenhoek adalah seorang warga negara Belanda,
dilahirkan di Delft, 24 Oktober 1632 dan meninggal pada tahun 1723. Dia seorang
ilmuwan amatir yang menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674),
penemu spermatozoa (1677). Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit
yang kemudian akan sangat berguna untuk analisis epidemologi selanjutnya
5.
Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing jika dihubungkan dengan
tuberkulosis. Dialah penemu basil tuberkulosis pada tahun 1882. Selain itu Koch
berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun 1890, yang dianggapnya sebagai
suatu cara pengobatan tuberkulosis. Konsep tes tuberkulin selanjutnya
dikembangkan oleh Siebert di tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai
untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi tuberkulosis sebagai perangkat
diagnosis TBC pada anak-anak. Selain itu Koch juga terkenal dengan Postulat
Koch, yang mengemukakan konsep tentang cara menentukan kapan mikroorganisme
dapat dianggap sebagai suatu penyakit.
6.
Max van
Patternkofer
Orang Jerman ini memberi kesan tersendiri dalam
sejarah Epidemiologi khususnya berkaitan dengan upaya mengidentifikasi suatu
penyakit. Untuk membuktikan jalan pikirannya dia tidak segan-segan memakai
dirinya sebagai kelinci percobaan. Dan konon beberapa muridnya bersedia juga
menuruti caranya. Dia menelan 1.00 cm3 kultur vibrio untuk menantang
teori yang sedang berkembang waktu itu yang menyatakan vibrio adalah penyebab
kolera. Dia minum segelas air berisi basil kolera, dan ternyata memang
(kebetulan) dia tidak jatuh sakit. Salah satu kemungkinannya karena dosis yang
diminumnya terlalu kecil mengingat dibutuhkan jumlah vibrio yang banyak untuk
selamat dari keasaman lambung.
7.
John Snow
(1813-1858)
Nama ahli anastesi ini sudah tidak asing dalam dunia
kesehatan masyarakat sehubungan upayanya yang sukses mengatasi kolera melanda
London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow, dalam anilisis masalah
penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis
faktor tempat, orang dan waktu. Dia dianggap the Father of Field Epidemiology.
8.
Percival Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan
pendekatan epidemiologis dalam menganlisis meningginya kejadian kanker skrotum
di kalangan pembersih cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu
faktor tertentu yang berkaitan dengan kejadian kanker skrotum di kalangan
pembersih cerobong asap. Dengan analisis epidemiologinya, dia berhasil
menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap itulah yang menjadi biang
keladinya. Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi modern.
9.
James Lind
Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin
C dengan scurvy berlayar bersamanya
dalam kapal Salibury. Cerita penemuannya sangat sederhana, dimana dia mengamati
ada kelompok tertentu dari mereka yang dalam pelayaran dengan kapal yang mereka
tumpangi dalam suatu pelayaran panjang mengalami scurvy. Mereka menderita kekurangan vitamin C karena mereka
semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebaga Bapak Trial Klinik.
10. Dool dan Hill (1950)
R. Dool dan A.B Hill adalah dua nama yang berkaitan
dengan cerita hubungan merokok dan kanker paru. Keduanya adalah peneliti
pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara
rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian di bidang
Epidemiologi Klinik.
Comments
Post a Comment